Sejarah Desa Ngimbang

Perjalanan sejarah panjang dari masa ke masa yang membentuk identitas dan warisan budaya daerah ini.

Perjalanan Sejarah Batu

Kendati daerah Batu telah meniti perjalanan sejarah yang amat panjang, sedari Masa Bercocok Tanam dan Masa Perundagian di Zaman Prasejarah, memasuki Masa Hindu-Buddha, berlanjut ke Masa Perkembangan Islam, melintasi Masa Kolonial hingga sampai Masa Kemerdekaan RI sekarang.

Perlu disadari bahwa sekecil apapun peninggalan budaya pada masa lampau, memiliki arti penting dalam memahami perjalanan sejarah suatu daerah.

Prasasti Bersejarah

Prasasti Sangguran

Ditemukan pada 928 Masehi, merupakan sumber sejarah "internal" Batu yang penting karena berasal langsung dari daerah Batu.

Prasasti Jiyu

Ditemukan pada 1486 Masehi, menyebutkan Desa Perdikan Batu melalui kata "deseng Batu" (desa di Batu).

Batu pada Masa Hindu-Buddha

Berdasarkan bukti artefaktual dan tekstual, wilayah Batu telah menjadi tempat hunian sejak Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Bercocok Tanam.

Desa-desa di Batu, seperti Sangguran, Batwan, dan Deseng Batu, dikenal memiliki status "Desa Perdikan" atau "Sima".

Batu pada Masa Perkembangan Islam

Pada Masa Perkembangan Islam, sekitar abad XVIII hingga XIX, Batu menjadi wilayah penting untuk penyebaran agama Islam. Tokoh seperti Mbah Batu dan Bambang Selo Utomo dianggap berperan penting dalam menyebarkan Islam.

Sejarah Desa Ngimbang

Desa Ngimbang, menurut folklor, pertama kali dihuni oleh K.H. Anwar Mukmin, atau lebih dikenal sebagai Buyut Sarpin, seorang pendatang dari Ponorogo, sekitar tahun 1745 M.

Nama-Nama Pemimpin Desa Ngimbang

Joyo Darmo

Masa Penjajahan Belanda

Dusun Jantur

Joyo Harjo

1948–1958

Dusun Kapru

Waselam

1959–1966

Dusun Kandangan

Kertoprayitno

1967–1974

Dusun Prambatan

Sarbani

1974–1985

Dusun Kapru

Darsono

1986–1990

Dusun Talangrejo

Rohman Karim

1990–1998

Dusun Prambatan

Soeliyono

1998–2007

Dusun Prambatan

Suliono

2007–2013

Dusun Kapru

Andi Susilo

2013–sekarang

Dusun Talangsari